Meraih 100 juta hanya dengan memberi Rekomendasi
Kadang saya tak habis pikir dengan tingkah laku beberapa orang. Bagai kacang lupa kulitnya. Dikasih enak malah ngasih enek. Bukannya berterima kasih dan balas budi malah justru memberikan rasa kecewa dan bikin malu.
Ada sebuah ilustrasi yang sekiranya bisa menggambarkan ungkapan di atas. Suatu saat ada seseorang yang merekomendasikan temannya untuk bekerja di sebuah perusahaan, katakanlah yang direkomendasikan adalah si A. Bagian personalia perusahaan itu langsung menerima si A untuk bekerja di sana. Persyaratan administrasi tetap minta dilengkapi namun hanya sekedar untuk formalitas saja.
Diterimanya si A bukan semata persyaratan lengkap atau kemampuan yang dimilikinya, melainkan personalia tersebut menghargai orang yang merekomendasikannya, karena ia adalah teman dekatnya.
Namun apa yang terjadi setelah beberapa bulan. Si A termasuk pekerja yang malas, jika diperintah balik melawan. Suatu saat ia dikeluarkan karena tertangkap tangan mencuri barang perusahaan. Jika seandainya yang merekomendasikan itu adalah anda, bagaimana perasaan anda?
Juga suatu saat, pada saat pemilihan kepala daerah, teman saya begitu gigihnya berusaha agar sang calon bisa terpilih menjadi kepala daerah. Begitu keras ia berusaha. Tenaga, waktu dan biaya ia curahkan semua dengan harapan sang calon bisa menang. Puluhan juta ia habiskan. Puluhan hari ia korbankan waktu dan tenaganya. Akhirnya perjuangan yang dilakukan tidak sia-sia. Sang calon pun berhasil menjabat.
Apa yang terjadi setelah itu. Sang pendukung yang tadinya berjuang habis-habisan justru malah dibenci dan dijauhi dengan sebab yang tidak jelas. Ia diacuhkan seakan keberhasilannya adalah hasil sim salabim. Kacang lupa kulitnya betul-betul kentara disini. Tahu balas budi rasanya saat itu tidak ada dalam benaknya sedikitpun.
Sang pejuang yang tadinya habis-habisan membela, justru teraniaya. Ia bangkit melawan keangkuhan yang membutakan sang kepala daerah. Ia pun kemudian menemukan amunisi sakti yang mampu membuat sang kepala daerah tersadar akan kekeliruannya dalam bersikap.
Memang, merekomendasikan seseorang kepada pihak lain kadang merasa was-was. Dari mana was-was itu muncul? Perasaan was-was itu muncul bukan ketika orang yang di rekomendasikan itu lupa kepada kita. Tetapi ketika ia berbuat memalukan. Kredibilitas adalah taruhannya.
Tidak bisa disangkal bahwa rekomendasi ini bisa membantu banyak orang. Makanya tidak heran jika orang yang berpengaruh sering didekati oleh banyak orang. Hal ini karena salah satu alasan. Yakni rekomendasinya itu bisa ampuh melebihi kesaktian embah jambrong….he…he…he…..
Memberi rekomendasi menurut saya adalah perbuatan mulia. Alasannya jelas. Banyak orang yang bisa terbantu hanya dengan modal sebuah rekomendasi. Tentu tidak semua orang bisa memberi rekomendasi. Karena rekomendasi menyangkut banyak hal. Diantaranya adalah kredibilitas dan pengaruh seseorang yang merekomendasikan. Jika anda termasuk kategori ini, janganlah pelit untuk memberi rekomendasi kepada orang yang membutuhkan yaaaa (he…he…he…)
Ternyata rekomendasi bisa pula membuahkan uang ratusan juta. Lho….kok bisa? Ya….saya temukan kisah ini dari secuil kisah perjalanan hidupnya Donald Trum (Seorang raja properti dunia).
“Saya pernah merekomendasikan teman saya, seorang investor, kepada seorang pialang real estate yang pernah berbisnis dengan saya di Dallas.
Saya tidak terlalu memikirkannya hingga enam bulan kemudian, ketika saya membuka sepucuk surat dan menemukan kartu ucapan terima kasih dari pialang tersebut dan selembar cek senilai $.10.000.
Ternyata teman saya (saya sendiri sudah lama tidak kontak dengannya) baru saja menyelesaikan transaksi pembangunan pusat perbelanjaan di daerah tersebut senilai $2,7 juta. Nah, itu baru namanya timbal balik. Untuk menjalin dan memupuk hubungan, tetapkan tiga kata yang sangat penting in I :Quid pro Quo (saling memberi atau timbal balik).” Ungkap Trump.
Beliaupun pernah memberikan nasehat “Jangan jadi Parasit-mengambil namun tidak pernah memberi. Timbal balik adalah sifat dasar. Tanyakan bagaimana anda bisa membantu pihak lain.”
Sepenggal ungkapan Trump, dari sudut pandang saya, diarahkan kepada dua pihak. Satu untuk pemberi rekomendasi. Satunya lagi untuk orang yang direkomendasikan.
Bagi pemberi rekomendasi, Trump mengatakan “Tanyakan bagaimana anda bisa membantu pihak lain.” Ini artinya, anda tidak perlu sungkan untuk membantu orang lain melalui rekomendasi anda. Anda sedang diamanati oleh Allah berupa kepercayaan orang kepada anda sehingga rekomendasi anda sangat berharga. Kini giliran anda untuk memanfaatkannya demi membantu sebanyak-banyaknya orang.
Bagi yang direkomendasikan, Trum juga mengatakan :” Jangan jadi Parasit-mengambil namun tidak pernah memberi.” Ini artinya, janganlah jadi kacang yang lupa kulitnya. Apalagi jadi benalu. Jadilah orang yang tahu balas budi.
Banyak orang diawal-awal seakan mengemis untuk direkomendasikan. Namun setelah ia direkomendasikan dan kemudian berhasil ia hilang ditelan bumi entah kemana. Jangankan makan rejekinya, memberi kabarpun tidak. Semoga kita tidak termasuk kategori ini.
Walau tidak diminta, usahakan untuk membagi rejeki yang kita peroleh kepada orang yang merekomendasikan kita. Percayalah ia tidak akan kapok untuk merekomendasikan kita lagi ketika muncul peluang baru. Ini pun sekaligus menunjukkan kepribadian kita. Apakah kita orang yang tahu berterima kasih atau tidak.
Penting: Silahkan berikan komentar atau masukkan Anda, atau sekedar ucapan terimakasih dibagian bawah postingan ini, saya akan sangat menghargai setiap komentar anda! Dan siapa tahu justru anda-lah yang bisa menginspirasi orang lain.